Dampak Psikis Kehamilan Bagi Korban Pemerkosaan

ADA APA DENGAN IBU HAMIL? 

Ibu hamil rentan terhadap gangguan kesehatan mental, apalagi jika ia adalah seorang korban pemerkosaan. Selain harus menanggung gangguan mental karena kondisi kehamilannya, dampak tindakan keji pemerkosaan dapat memperburuk dan menambah kompleksitas gangguan psikis yang diderita. Gangguan psikis, apalagi dua kali lipat, tentu dapat mengganggu seseorang dalam melakukan kegiatannya sehari-hari.

 

APA ITU KESEHATAN MENTAL IBU HAMIL? 

Kesehatan mental ibu hamil (maternal mental health) dapat didefinisikan sebagai “keadaan sejahtera di mana seorang ibu menyadari kemampuannya, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi pada masyarakat.” (WHO, 2009) 

 

Dengan tekanan berkali-kali lipat yang dihadapi ibu hamil korban pemerkosaan, tentu keadaan sehat akan sulit dicapai

 

Contoh gangguan kesehatan mental yang paling menonjol dan rentan dialami oleh ibu hamil diantaranya adalah depresi dan post-traumatic stress disorder (PTSD). 

 

DEPRESI 

Depresi merupakan gangguan mental yang lumrah dialami korban pemerkosaan dan ibu hamil.

 

Depresi adalah gangguan suasana hati dan emosi berkepanjangan yang dapat memengaruhi perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya, penderita depresi terus-menerus mengalami kesedihan, putus asa, dan kehampaan dalam hidupnya.

Perasaan malu, kotor, dan bersalah korban pemerkosaan berkorelasi dengan depresi

(Bhuptani, 2018) 

Bagi ibu hamil, depresi terjadi karena faktor gejolak hormon, ketidakpercayaan terhadap bentuk fisik, perasaan tidak berdaya, dan sebagainya. (Kołomanska, 2019; Pawestri, 2023)

 

Dengan kondisi ini, korban dapat menjadi tidak produktif, merasa tidak berharga, dan kehilangan alasan hidup. 

 

PTSD

PTSD (post-traumatic stress disorder) atau gangguan stres pascatrauma adalah gangguan mental stres yang dipicu oleh kejadian yang mengguncang hebat psikis penderitanya. Contoh kejadian luar biasa pemicu PTSD antara lain: kecelakaan, perang, pemerkosaan, dan lain sebagainya. 

 

Bagi ibu hamil, PTSD rentan terjadi karena memiliki pengalaman traumatis sebelumnya sehingga menyebabkan ketakutan memiliki anak, menghadapi proses persalinan, dan sebagainya. 

 

Bagi korban pemerkosaan, PTSD terjadi karena trauma hebat kejadian pemerkosaan yang tentu saja dapat mengguncang psikis korban. Pemerkosaan tentu terjadi dengan paksaan dan ketidakrelaan, bahkan sampai dapat berefek secara fisik. Korban menjadi terguncang, apalagi jika harus mengandung anak dengan cara yang luar biasa traumatik. 

 

Dengan kondisi ini, korban menjadi mudah teganggu, terus-menerus menutup diri, dan takut untuk membuka diri kepada masyarakat

 

APAKAH GANGGUAN ITU SAJA? 

Gangguan yang disebutkan hanya sekelumit dari yang mungkin dialami oleh korban dan terbatas pada dimensi psikis. Padahal, ada pula dimensi fisik, spiritual, sosial, ekonomi, dan lain sebagainya. 

 

Korban sangat tersiksa dari berbagai sisi. Kesehatan mental ibu hamil penting bagi kesehatan dirinya sendiri maupun dalam hal kesiapan membesarkan anaknya. Ibu harus dalam keadaan sehat sebelum mampu menyapih dan merawat anaknya sehingga anaknya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. 

 

Jika masalah ini tidak diselesaikan sejak kehamilan berlangsung, dampaknya dapat bersifat jangka panjang. Ibu menjadi sulit memenuhi kebutuhan diri sendiri dan anaknya, apalagi berkontribusi produktif untuk umat

 

Lalu, bagaimana cara menanggapi masalah yang sangat kompleks ini? 

 

PERLU KITA INGAT… 

Korban pemerkosaan merupakan korban dari zina bil jabr atau zina karena pemaksaan. Bagi seseorang yang dipaksa untuk melakukan dosa, tidak ada dosa baginya.

 

 إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ لِي عَنْ أُمَّتِي: الخَطَأَ وَالنِّسْيَانَ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ 

 

Sesungguhnya Allah memaafkan umatku ketika ia tidak sengaja, lupa, dan dipaksa.” 

(HR Ibnu Majah, Baihaqi; hadis hasan) 

 

Dari kaidah fikih pun, kondisi pemaksaan ini termasuk dharuriyyat (darurat) sehingga tidak ada dosa melakukan sesuatu yang haram (zina). Berdasarkan kisah zaman Nabi, ketika Ammar bin Yassar dipaksa murtad dengan siksaan, pada dasarnya tidak ada dosa baginya untuk pura-pura murtad untuk pertahanan diri, walaupun beliau tetap teguh dengan siksaannya. 

 

Hal yang terpenting, bayi yang dikandungnya pun pada dasarnya jiwa yang suci. 

(Ar-Rum: 30, HR Bukhari Muslim) 

 

KENAPA PENTING UNTUK DIPAHAMI? 

Sebagai masyarakat Islami, kita perlu memberikan lingkungan yang suportif dan tidak menambah tekanan bagi korban. Korban tidak seharusnya dibuat merasa kotor maupun berdosa. 

 

Masyarakat perlu memiliki kesadaran pula bahwa gangguan mental pada ibu hamil adalah nyata, apalagi pada korban pemerkosaan. 

 

Masalah ini seringkali diremehkan sebagai masalah sehari-hari, terutama terkait dengan ibu hamil. Padahal, bisa jadi itu adalah depresi, bukan sekadar “kecengengan” seorang perempuan yang sedang mengandung

 

Untuk menanggapinya, perlu melibatkan proses penyembuhan secara psikologis. Bawalah korban ke psikolog maupun psikiater yang dapat dipercaya dan menjunjung nilai-nilai Islam. Jika tidak, setidak-tidaknya, sebarkan informasi untuk menyadarkan urgensi masalah ini serta doakan saudari kita yang menghadapi masalah serupa di mana pun mereka berada. 

 

REFERENSI 

  • American Psychiatric Association. 2013. Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.). 
  • Bhuptani, P. H., et al. 2019. Rape disclosure and depression among community women: The mediating roles of shame and experiential avoidance. Violence Against Women, 25(10):1226-1242. DOI: 10.1177/1077801218811683 
  • Kołomańska, Daria, Marcin Zarawski, dan Agnieszka Mazur-Bialy. 2019. Physical activity and depressive disorders in pregnant women—A systematic review. Medicina, 55(5). 
  • Pawestri, H. S. 2023. Kenali Tanda Depresi Saat Hamil dan Pengobatannya. [Online] Available at: https://hellosehat.com/kehamilan/perawatan-ibu/kesehatan-mental-ibu/depresi-pada-ibu-hamil-stres-selama-kehamilan/ [Accessed on 20 May 2023]. 
  • Rahman, A., et al. 2013. GGrand challenges: integrating maternal mental health into maternal and child health programmes. PLoS Medicine, 10(5). 
  • Seoklola. 2021. Kriteria PTSD. [Online] Available at: https://www.alomedika.com/komunitas/topic/kriteria-diagnosis-ptsd [Accessed on 20 May 2023].
  • World Health Organization. 2009. Mental health aspects of women’s reproductive health: a global review of the literature. Geneva: WHO.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts