KEAJAIBAN DALAM RAHIM
Rahim adalah organ yang begitu dinamis. Setiap bulannya ia mengalami perubahan dalam rangka bersiap untuk menjadi tempat bertumbuhnya janin. Perubahan yang lebih hebat kemudian terjadi ketika akhirnya ada bakal janin (embrio) yang menempel padanya. Sebelum mengandung, rahim hanyalah sebesar buah jeruk yang jika ditimbang beratnya hanya 70 gram. Namun, ketika mengandung, rahim membesar hingga menjadi sebesar buah semangka dengan berat 1100 gram. Kapasitas rahim yang sebelumnya hanyalah 10 ml melesat hingga mencapai 5 liter. Tidak hanya ukurannya saja yang berubah, tapi juga struktur penyusunnya. Allah membuat pembuluh darah dalam rahim melebar untuk memudahkan aliran darah ke janin demi mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisinya. Allah menjadikan rahim sebagai perpanjangan tangan-Nya untuk mencukupkan rezeki manusia yang ada di dalamnya.
3 LAPIS YANG SEMPURNA
Rahim pada dasarnya adalah sebuah organ yang kaya akan sel otot polos, yakni tipe otot yang bekerja secara involunter alias tidak bisa dikontrol oleh manusia. Selama kehamilan, otot ini berada dalam kondisi rileks. Namun, ketika tiba waktu lahirnya seseorang sesuai ketetapan Allah, melalui perantara kerja hormon dan molekul kimia lainnya, Allah menjadikan sel-sel otot ini secara bersamaan berkontraksi. Allah menyusun otot-otot polos ini ke dalam 3 lapisan yang berbeda-beda arahnya. Dengan arah yang berbeda inilah, ketika mereka berkontraksi bersama-sama, dihasilkan sebuah tekanan yang efisien untuk mendorong bayi ke arah serviks, mencari jalan keluar baginya. Sesempurna ini Allah menjadikan perempuan mampu mengandung dan melahirkan anaknya.
JAUH LEBIH NYERI DIBANDING NYERI MENSTRUASI
Secara tidak langsung, kontraksi otot polos pada rahim adalah sumber nyeri saat melahirkan. Kontraksi menyebabkan turunnya bayi ke arah serviks, menyebabkan serviks meregang, semakin menipis, dan bukaannya melebar. Selain itu, area sekitar serviks yang menerima tekanan dari bayi, seperti vagina dan perineum, juga turut meregang. Kombinasi peregangan berbagai bagian tubuh ini merangsang saraf-saraf nyeri yang ada pada setiap bagian tersebut. Banyak yang mengibaratkan nyeri yang ditimbulkan oleh kontraksi otot rahim dalam proses melahirkan serupa dengan nyeri menstruasi. Bisa jadi iya, tapi hanya pada saat fase awal kontraksi. Nyeri kontraksi akan terasa semakin intens seiring waktu. Mungkin pada mulanya kontraksi dirasakan setiap 10 menit sekali. Namun lama kelamaan, jeda kontraksi merapat hingga per 2 menit dengan nyeri yang begitu dahsyat.
BUKAN NYERI BIASA
Dari penjelasan sebelumnya, diketahui bahwa nyeri melahirkan merupakan keniscayaan (sunnatullah). Namun memang, nyeri melahirkan bukan nyeri biasa. Dalam berbagai penelitian, para ibu mendeskripsikan nyeri melahirkan sebagai nyeri paling menyakitkan di sepanjang hidupnya. Menurut International Association for The Study of Pain, rasa nyeri adalah sebuah sinyal sensorik dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan adanya bahaya atau masalah dalam tubuh. Namun, nyeri melahirkan berbeda. Nyeri melahirkan merupakan tanda bahwa tubuh bekerja dengan baik agar bayi bisa terlahir ke dunia. Bisa dibilang, nyeri melahirkan justru merupakan nyeri baik yang perlu disyukuri. Nyeri melahirkan adalah satu-satunya jenis nyeri yang kedatangannya ditunggu-tunggu.
PERSIAPAN LAHIR DAN BATIN
Pengalaman melahirkan tidaklah hanya tentang perjuangan fisik, tetapi juga psikis. Umumnya, seorang ibu akan melakukan kontrol kehamilan untuk mengecek kondisi fisik ibu dan bayi. Akan tetapi, dalam mempersiapkan kelahiran, seorang ibu hendaknya juga mempersiapkan psikisnya. Adanya emosi negatif dalam proses melahirkan, seperti kecemasan, ketakutan, atau stres emosional lainnya, terbukti meningkatkan persepsi nyeri. Dalam penelitian, ibu dengan emosi-emosi negatif ini akan lebih tinggi kemungkinannya meminta intervensi medis berupa penggunaan obat pereda nyeri. Padahal, penggunaan obat pereda nyeri tidak serta merta menghilangkan sensasi nyeri karena emosi negatif yang ada ternyata mempengaruhi efektivitas obat pereda nyeri tersebut.
BERBAHAGIALAH DENGAN NYERI
Oleh karena nyeri melahirkan merupakan sunnatullah, penting bagi ibu untuk menerima nyeri tersebut sebagai suatu pengalaman positif. Salah satunya adalah dengan cara bersyukur. Membentuk pemikiran ini sebelum dan saat melahirkan adalah sebuah langkah dalam psikoterapi agar ibu mampu merespon baik nyeri yang ia rasakan. Untuk bisa melaluinya dengan rasa bahagia, sering kali ibu memang membutuhkan pendampingan. Terbukti dalam berbagai penelitian bahwa bagaimana ibu bersikap dalam merespon nyeri melahirkan dipengaruhi oleh dukungan yang ia terima. Adanya pendampingan ini bahkan memperkecil kemungkinan permintaan ibu untuk menggunakan obat pereda nyeri dalam proses melahirkan. Sebaik-baik pendamping tentu saja adalah suami. Untuk itu, penting sekali bagi suami untuk memberi kenyamanan saat mendampingi istri melahirkan.
EFEK BERBAHAGIA DALAM PROSES MELAHIRKAN
Ibu yang melahirkan nyatanya memang perlu merasa bahagia. Rasa bahagia ini mempunyai dampak positif, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Efek Jangka Pendek Melancarkan produksi dan aliran hormon kebahagiaan alias oksitosin pasca melahirkan. Hormon oksitosin dibutuhkan dalam kontraksi rahim sehingga rahim kembali mengecil dan mengurangi perdarahan. Efek Jangka Panjang Melalui proses melahirkan
dengan ketenangan dan rasa syukur membuat ibu lebih bahagia pula ketika menyambut anaknya. Hal ini menjadi modal seorang ibu untuk merawat anaknya dan mengurangi risiko baby blues atau postpartum depression.
AL-QUR’AN PUN MENCONTOHKAN
Satu-satunya kisah yang menggambarkan begitu sakitnya proses melahirkan bisa kita temukan dalam Q.S. Maryam ayat 23. Menariknya, di ayat-ayat berikutnya, yaitu ayat 24-26, dikisahkan bagaimana Malaikat Jibril berusaha membuat Maryam bahagia. (Kotak) “Janganlah engkau bersedih. Sungguh, Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menjatuhkan buah kurma yang masak kepadamu. Makan, minum, dan bersukacitalah engkau.” Dalam kalimat-kalimat ini, Malaikat Jibril mengingatkan Maryam bahwa Allah menyediakan apa-apa yang ia butuhkan meski ia sendirian. Ia menghibur Maryam agar ia bisa merasakan kehadiran Dzat yang menakdirkan apa yang sedang ia alami. Pesan-pesan inilah yang patut para ibu resapi agar siap menghadapi proses melahirkan dan berbahagia dalam melewatinya.
REFERENSI
- Pascual ZN, Langaker MD. Physiology, Pregnancy. [Updated 2023 May 16]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559304/ (Accessed 2023 Dec 21).
- American Pregnancy Association. Normal uterus size during pregnancy [Internet]. Available from: https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/pregnancy-health-wellness/uterus-size-during-pregnancy/#:~:text=Before%20pregnancy%2C%20the%20uterus%20is,your%20uterus%20does%20during%20pregnancy (Accessed 2023 Dec 21).
- Riemer, R., Heymann, M. Regulation of Uterine Smooth Muscle Function during Gestation. Pediatr Res 44, 615–627 (1998). https://doi.org/10.1203/00006450-199811000-00001.
- Labor S, Maguire S. The Pain of Labour. Rev Pain. 2008 Dec;2(2):15-9. doi: 10.1177/204946370800200205. PMID: 26526404; PMCID: PMC4589939.
- Lowe NK. (2002). The nature of labor pain. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 186(5), S16–S24. doi:10.1016/s0002-9378(02)70179-8.
- McEvoy A, Sabir S. Physiology, Pregnancy Contractions. [Updated 2022 Sep 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532927/ (Accessed 2023 Dec 21).
- N. L, Yvonne O, Ghosh S. Physical and Psychological Aspects of Pain in Obstetrics [Internet]. Pain in Perspective. InTech; 2012. Available from: http://dx.doi.org/10.5772/53923.