
ESTROGEN DAN KANKER PAYUDARA
Paparan estrogen terbukti menjadi salah satu faktor risiko utama pada kanker payudara.
Studi menunjukkan bahwa semakin tinggi paparan estrogen pada sel payudara, semakin tinggi pula risiko kanker payudara, dan begitu pula sebaliknya.
Usia menarche (haid pertama) yang lebih awal, riwayat melahirkan pada usia yang lebih tua, serta riwayat tidak pernah melahirkan yang menjadi faktor risiko kanker payudara sebenarnya memiliki inti yang sama, yakni akumulasi paparan estrogen yang tinggi sepanjang hidup seorang perempuan.
MENYUSUI SEBAGAI FAKTOR PROTEKTIF
Menyusui dapat melindungi perempuan dari kanker payudara dengan beberapa cara, yaitu:
1. Menekan Porduksi Estrogen
Saat menyusui, tingginya hormon menyusui menekan produksi estrogen. Hal ini yang menyebabkan ibu menyusui, terlebih jika menyusui dilakukan secara eksklusif (tanpa pemberian makanan/minuman selain ASI), sering kali tidak langsung mengalami haid setelah melahirkan. Menyusui memberi jeda agar payudara tidak terus-menerus terpapar estrogen. Saat menyusui, terjadi eksfoliasi jaringan payudara secara berkala sehingga sel dengan DNA yang rusak (berpotensi kanker) akan tereliminasi dari tubuh.
2. Perubahan Sel Payudara
Pada proses kehamilan, terjadi perubahan pada sel payudara dalam rangka mempersiapkan payudara untuk memproduksi ASI. Akibat perubahan ini, sel payudara yang semula sudah terpapar estrogen tidak lagi berpotensi berubah menjadi sel kanker. Sel payudara juga diduga menjadi lebih resisten terhadap perubahan yang dapat memicu kanker.
3. Eksfoliasi Jaringan Payudara
Saat menyusui, terjadi eksfoliasi jaringan payudara secara berkala sehingga sel dengan DNA yang rusak (berpotensi kanker) akan tereliminasi dari tubuh.
4. Menahan Involusi
Setelah melahirkan, payudara akan mengalami involusi, yakni perubahan payudara ke kondisi sebelum hamil. Pada proses involusi, terjadi inflamasi (peradangan) yang bisa mengarah pada terbentuknya sel kanker. Akan tetapi, menyusui dapat menahan involusi tersebut.
5 .Menurunkan Kadar Hormon Insulin
Menyusui terbukti menurunkan kadar hormon insulin di darah. Insulin memiliki efek proliferatif (pertumbuhan) serta antiapoptotik (mencegah matinya sel) pada jaringan payudara yang bisa berujung pada pertumbuhan sel kanker.
DURASI MENYUSUI
Semakin lama seorang ibu menyusui, risiko kanker payudara akan semakin rendah.
Dari berbagai studi telah disimpulkan bahwa risiko kanker payudara berkurang secara bermakna ketika menyusui dilakukan lebih dari 1 tahun.
World Health Organization (WHO) menyarankan, demi kesehatan ibu dan bayi, agar ibu menyusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama, dilanjut hingga 2 tahun atau lebih bersamaan dengan pemberian makanan pendamping ASI.
PERINTAH MENYUSUI DI DALAM AL-QUR’AN
Sejalan dengan ilmu pengetahuan, Islam telah lebih dahulu memerintahkan kepada para ibu untuk menyusui anaknya. Hal ini terkandung dalam QS. Al-Baqarah ayat 233.
وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.”
Dari penggalan ayat ini, kita bisa ambil pelajaran bahwa durasi menyusui yang dianggap “sempurna”, atau optimal, adalah apabila dilakukan selama 2 tahun penuh.
7 KONTAK LAKTASI
Dalam mempersiapkan diri untuk menyusui, ilmu amat diperlukan. Berdasarkan WHO, seorang ibu direkomendasikan untuk menemui tenaga kesehatan ataupun konselor laktasi pada 7 momen berikut:
– Usia kehamilan 28 minggu
– Usia kehamilan 36 minggu
– Saat inisiasi menyusui dini (IMD)
– Setelah melahirkan (dalam masa rawat)
– Nifas hari ke-7
– Nifas hari ke-14
– Nifas hari ke-40
KESIMPULAN
Tingginya angka kesakitan dan kematian perempuan akibat kanker payudara memang mengkhawatirkan. Sebagai hamba Allah, seorang muslim harus menjaga kesehatannya dengan sebaik-baiknya, termasuk dengan menjalankan berbagai cara untuk menurunkan risiko terhadap sebuah penyakit.
Menyusui adalah salah satu perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada para muslimah. Perintah ini, selain memberi manfaat yang luar biasa bagi bayi, ternyata juga memberi perlindungan kepada para muslimah agar terhindar dari kanker payudara melalui berbagai mekanisme. Untuk itu, hendaknya seorang muslimah mempersiapkan diri untuk menyusui secara optimal sebagai bentuk ibadah dan ikhtiar agar tetap sehat.
REFERENSI
1. American Cancer Society. (2021) Hormone Therapy for Breast Cancer (Online). Available from: https://www.cancer.org/cancer/breast-cancer/treatment/hormone-therapy-for-breast-cancer.html [Cited Oct 23, 2022].
2. Bidan Ony. (2022). 7 Kontak Laktasi Agar Menyusui Lancar! (Video). Available from: https://www.youtube.com/watch?v=F90eFsOlSdQ [Cited Oct 23, 2022].
3. Breastcancer.org. (2022). Breastfeeding History (Online). Available from: https://www.breastcancer.org/risk/risk-factors/breastfeeding-history [Cited Oct 23, 2022].
4. Cancer Research UK. (2020). Protective Factor (Online). Available from: https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/breast-cancer/risks-causes/protective-factors [Cited Oct 23, 2022].
5. Murphy J, Sherman ME, Browne EP, Caballero AI, Punska EC, Pfeiffer RM, et al. (2016). Potential of Breastmilk Analysis to Inform Early Events in Breast Carcinogenesis: Rationale and Considerations. Breast Cancer Res Treat; 157(1): 12-22. DOI: 10.1007/s10549-016-3796-x.
7. Qiu R, Zhong Y, Hu M, Wu B. (2022). Breastfeeding and Reduced Risk of Breast Cancer: A Systematic Review and Meta-Analysis. Hindawi Computational and Mathematical Methods in Medicine. DOI: 10.1155/2022/8500910.
8. Travis RC, Key TJ. (2003). Oestrogen Exposure and Breast Cancer Risk. Breast Cancer Res; 5(5): 239-247. DOI: 10.1186/bcr628.
9. Unar-Munguia M, Torres-Mejia G, Colchero MA, de Cosio TG. (2017). Breastfeeding Mode and Risk of Breast Cancer: A Dose-Response Meta-Analysis. Journal of Human Lactation. Vol. 33(2) 422-434. DOI: 10.1177/0890334416683676.
10. World Cancer Research Fund International. Lactation (Breastfeeding) and Cancer Risk (Online). https://www.wcrf.org/diet-activity-and-cancer/risk-factors/lactation-breastfeeding-and-cancer-risk [Cited Oct 23, 2022].