Apakah Benjolan Di Payudara Pasti Kanker?

APA YANG DIMAKSUD BENJOLAN PAYUDARA?

Benjolan payudara (breast lump) adalah segala macam pembengkakan atau penonjolan di area payudara yang terlihat/terasa berbeda dari jaringan di sekitarnya.

Munculnya benjolan juga sering disertai nyeri atau keluarnya cairan dari puting. Benjolan payudara seringkali langsung diasosiasikan dengan kanker payudara. Padahal, ada sangat banyak kemungkinan penyebab lain, lho!

BENJOLAN ITU ISINYA APA, SIH?

Yuk, kita ingat sekilas struktur anatomi payudara!

Normalnya, payudara tersusun atas kelenjar susu beserta salurannya, lemak, jaringan pengikat, saraf, pembuluh darah, dan kelenjar getah bening.

Masing-masing komponen tersebut bisa mengalami perubahan akibat hormon. Maka, tekstur payudara bisa dipengaruhi oleh siklus menstruasi, kehamilan, menyusui, menopause, atau penggunaan terapi hormonal.

Bergantung pada jaringan asal yang terlibat, benjolan bisa memiliki ciri (misalnya konsistensi atau ukuran) yang berbeda-beda. Sebagian tidak berbahaya dan bisa hilang sendiri, namun terkadang juga menandakan abnormalitas yang perlu diwaspadai.

Lalu, apa sih bedanya?

KLASIFIKASI BENJOLAN PAYUDARA

Benjolan payudara dapat dikelompokkan menjadi dua:

1.  Kelainan yang bersifat ganas (Kanker)

Penjelasan lebih lengkap dapat dibaca di postingan sebelumnya dengan judul “Apa itu Kanker Payudara?”

2.  Kelainan yang bersifat jinak (Non-kanker)

Mencakup berbagai jenis penyakit, baik yang perlu diwaspadai maupun tidak.

Berdasarkan mekanisme, ciri pertumbuhan, dan potensi keganasan selnya, kelompok ini dibagi lagi menjadi empat:

•  Proliferative Lesions with Atypia

•  Proliferative Lesions without Atypia

•  Non-proliferative Lesions

•  Miscellaneous Benign Lesions of the Breast

Berita baiknya, ternyata 60-80% benjolan payudara disebabkan karena penyakit yang bersifat jinak, bukan kanker.

KELAINAN PAYUDARA YANG BERSIFAT JINAK

1.  Proliferative Lesions with Atypia

    ◦  Terjadi karena ada pertumbuhan berlebihan dari sel kelenjar susu (lobus) atau salurannya (duktus), di mana sel-sel yang tumbuh tampak abnormal.

    ◦  Risiko kanker payudara meningkat 3-5 kali lipat.

    ◦  Contoh: atypical ductal hyperplasia, atypical lobular hyperplasia.

2.  Proliferative Lesions without Atypia

    ◦  Terjadi karena ada pertumbuhan berlebihan dari sel kelenjar susu (lobus) atau salurannya (duktus). Namun, sel-sel yang tumbuh masih tampak normal.

    ◦  Risiko kanker payudara meningkat ringan-sedang.

    ◦  Contoh: usual ductal hyperplasia, intraductal papillomas, sclerosing adenosis, radial scars, fibroadenoma, adenoma, pseudoangiomatous stromal hyperplasia. 

3.  Non-proliferative Lesions

    ◦  Terjadi karena adanya penebalan jaringan, penumpukan cairan, atau pertumbuhan berlebihan sel jenis lain.

    ◦  Tidak meningkatkan risiko munculnya kanker.

    ◦  Contoh: simple breast cysts, galactocele, papillary apocrine change, mild hyperplasia of the usual type.

4.  Miscellaneous Benign Lesions of the Breast

    ◦  Terjadi karena berbagai mekanisme lain yang tidak termasuk klasifikasi di atas.

    ◦  Risiko terhadap kanker payudara bervariasi antarpenyakit.

    ◦  Contoh: lipoma, fat necrosis, diabetic mastopathy, hamartoma, idiopathic granulomatous mastitis, sarcoidosis.

GIMANA CARA MEMBEDAKANNYA?

Penyakit-penyakit di slide sebelumnya seringkali punya gejala yang tidak khas, sehingga sulit dibedakan oleh orang awam. Jadi, Knowledge Seekers nggak perlu pusing menghafalkan semua jenis penyebabnya, ya!

Untuk menegakkan diagnosis, dokter perlu menggali gejala dan riwayat penyakit, melakukan pemeriksaan fisik, dan jika perlu dibantu pemeriksaan USG, mammografi, atau biopsi.

Penanganannya pun berbeda-beda, tergantung diagnosis dan perhitungan risiko. Umumnya, tindakan invasif seperti pembedahan perlu dipertimbangkan jika terdapat risiko tinggi terjadinya kanker. Namun, jika risiko rendah, terkadang cukup melakukan pengamatan dengan harapan benjolan akan menghilang seiring waktu.

KAPAN HARUS KE DOKTER?

Mengingat sulitnya membedakan penyebab benjolan payudara bagi orang awam, penting untuk segera melakukan konsultasi pada dokter dalam situasi berikut.

•  Menemukan tekstur yang berbeda dari jaringan sekitar atau benjolan baru di payudara

•  Benjolan yang sebelumnya ada tampak berubah bentuk atau ukuran

•  Mengalami nyeri payudara yang tidak membaik setelah lewat satu siklus menstruasi

•  Tampak perubahan pada kulit payudara, seperti gatal, kemerahan, bersisik, berlekuk, atau berkerut

•  Puting susu tiba-tiba terbalik (retraksi)

•  Keluar cairan dari puting susu

Maka, setiap wanita perlu rutin memeriksa payudara sendiri (SADARI), agar segala jenis perubahan di atas dapat terdeteksi sedini mungkin.

REFERENSI

• Breast Cancer Org. 2022. Certain Breast Changes. [Online] Available at: https://www.breastcancer.org/risk/risk-factors/certain-breast-changes [Accessed on 6 October 2022].

• Merih Guray, Aysegul A. Sahin, Benign Breast Diseases: Classification, Diagnosis, and Management, The Oncologist, Volume 11, Issue 5, May 2006, Pages 435–449. [Online] Available at:  https://doi.org/10.1634/theoncologist.11-5-435 [Accessed on 6 October 2022].

• Perry MC. Breast Lump. In: Walker HK, Hall WD, Hurst JW, editors. Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. 3rd edition. Boston: Butterworths; 1990. Chapter 170. [Online] Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279/ [Accessed on 6 October 2022].

• Sabel, Michael S. 2021. Overview of benign breast diseases. UpToDate. [Online] Available at: https://www.uptodate.com/contents/overview-of-benign-breast-diseases#H3 [Accessed on 6 October 2022].

• Sandadi, et al. 2022. Breast diseases: Detection, Management, and Surveillance of Breast Disease, Comprehensive Gynecology (Eighth Edition), Elsevier, Pages 289-322.e3. [Online] Available at: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780323653992000243 [Accessed on 6 October 2022].

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts