Ajari Anak Rasa Malu Sejak Dini

“Namanya juga anak-anak”

 

Kalimat di atas biasanya dipakai orang dewasa sebagai pembenaran jika dia membiarkan anak kecil melakukan perbuatan yang kurang baik. Padahal, kebaikan itu termasuk rasa malu dapat diajarkan sedari dini agar anak terbiasa melakukan kebaikan tersebut hingga dewasa nanti. Salah satu kebaikan yang bisa diajari sedari dini adalah rasa malu. Konsep malu juga tidak melulu diterapkan dalam konsep menutup aurat. Banyak aspek dalam kehidupan yang harus dibarengi dengan rasa malu.

Malu jika privasi tersebar di publik, malu jika buang sampah sembarang, malu jika menyontek teman, malu jika mengambil yang bukan haknya, malu berhutang jika lebih galak dari yang dihutangi dan contoh-contoh lainnya.

Dampak hilangnya rasa malu pada diri seseorang adalah segala tingkah lakunya sulit dikendalikan dan akan melakukan berbagai perbuatan tercela seperti korupsi, berbuat curang, memperlihatkan aurat, zina, mabuk-mabukan, pembajakan, pelecehan, pembunuhan dan lain-lain. Sedangkan Islam sangat menekankan karakter malu sebagai akhlak yang baik* karena mencegah normalisasi perbuatan tercela.

*Al-Haya’ dalam Perspektif Psikologi Islam: Kajian Konsep dan Empiris oleh Cintami Farmawati

(http://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/insania/article/view/3865)

وعن عِمْران بن حُصَيْن، رضي اللَّه عنهما، قَالَ: قَالَ رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: “الحياَءُ لَا يَأْتي إلَاّ بِخَيْرٍ” متفقٌ عَلَيْهِ

Dari ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Sesungguhnya sifat malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)                                    

Maka dari itu, yuk saling mengingatkan agar kita malu berbuat salah

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts