Yang Perlu Kita Ketahui Dari HIV-AIDS

Belakangan ini, publik dihebohkan dengan berita tentang HIV-AIDS. Menurut data, penyakit ini terus mengalami peningkatan jumlah kasus di Indonesia selama 10 tahun terakhir.

Sayangnya, pemahaman terkait penyakit ini masih rendah di masyarakat, karena di banyak tempat, HIV-AIDS dipandang tabu untuk dibicarakan.

HIV (tanda tidak sama dengan) ≠ AIDS

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang berasal dari simpanse, dan pertama kali ditemukan di manusia pada akhir abad 19. Virus ini bekerja dengan melemahkan imunitas alias sistem kekebalan tubuh.

Jika hal tersebut terus berlanjut, daya tahan tubuh penderita akan semakin menurun, hingga akhirnya jatuh ke kondisi Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS). Ini adalah tahap akhir penyakit, di mana tubuh menjadi sangat rentan terhadap berbagai macam infeksi mematikan.

Artinya, dengan penanganan yang tepat, orang yang terjangkit HIV bisa hidup sehat tanpa harus mengalami AIDS.

BAGAIMANA GEJALANYA?

Pada dasarnya, HIV-AIDS nggak punya gejala khas, karena gejalanya tergantung penyakit apa yang menjangkit penderita.

HIV bekerja dengan membunuh sel-sel CD4+ yang merupakan komponen pokok sistem imunitas. Dalam keadaan kekurangan CD4+, tubuh rentan terhadap serangan berbagai mikroorganisme. Penyakit yang normalnya hanya bergejala ringan, pada penderita HIV-AIDS, akan muncul lebih berat dan berkepanjangan. Jumlah CD4+ juga menggambarkan derajat keparahan HIV-AIDS. Semakin rendah jumlahnya, semakin lemah pula daya tahan tubuh penderita.

Melemahnya imunitas ini pun nggak serta-merta terjadi. Setelah terpapar HIV, ada tiga tahap yang akan dilalui:

1.  Akut

Gejala menyerupai flu muncul setelah 2-4 minggu pascainfeksi. Dapat berlangsung dalam hitungan hari hingga minggu, dan bisa hilang-timbul.

2.  Kronis/Laten

Terjadi beberapa bulan pascainfeksi. Dalam tahap ini, gejala yang muncul bervariasi. Beberapa bahkan tidak bergejala sama sekali, namun virus HIV diam-diam tetap aktif merusak sistem imun.

3.  AIDS

Tahap akhir yang terjadi jika penanganan di tahap sebelumnya tidak tepat. Sistem imun sudah sangat menurun dan gejala yang timbul cenderung berat.

Tidak adanya gejala yang khas dan karakteristik perjalanan penyakit yang lambat menjadi alasan banyak orang tidak menyadari telah terjangkit HIV-AIDS.

HIV-AIDS = KUTUKAN BAGI KAUM “PENDOSA”?

Salah satu medium penularan HIV adalah lewat cairan semen dan cairan vagina, sehingga tergolong PMS (Penyakit Menular Seksual).

Banyak yang kemudian beranggapan bahwa orang baik-baik tidak mungkin tertular penyakit. Faktanya, pada bulan ‘ 2021, data Kementerian Kesehatan menunjukkan sejumlah 18.848 ibu rumah tangga mengidap AIDS.

Selain itu, HIV juga bisa menular lewat darah dan ASI. Ini menempatkan berbagai orang pada kelompok berisiko tinggi, di antaranya: pengguna narkoba suntik, tenaga kesehatan yang menangani penderita, bahkan bayi dari ibu yang positif HIV.

HIV-AIDS TIDAK BISA DISEMBUHKAN

HIV-AIDS menjadi penyakit yang sangat ditakuti karena sampai saat ini, belum ditemukan pengobatan yang mampu membunuh virus HIV. Obat-obatan yang ada sifatnya suportif atau mencegah perburukan.

Maka, pencegahan harus diutamakan melalui cara-cara berikut:

Abstinence: Tidak melakukan hubungan seks bagi yang belum menikah

Be Faithful: Setia kepada satu pasangan dan menghindari bergonta-ganti pasangan seks

Condom: Menggunakan kondom yang baru setiap berhubungan seks

Drug No: Menghindari penggunaan narkoba, terutama lewat jarum suntik

Education: Memberikan informasi yang lengkap dan benar tentang HIV untuk membantu mencegah penularan HIV di masyarakat

APA YANG HARUS DILAKUKAN PENDERITA?

Meskipun HIV nggak bisa disembuhkan, bukan berarti tidak ada harapan hidup. Ada berbagai cara untuk mencegah perburukan penyakit, antara lain:

•  Menjaga imunitas dengan pola hidup yang baik, meliputi pola makan, aktivitas fisik, dan menghindari rokok

•  Memulai pengobatan sesegera mungkin, rutin minum obat, dan kontrol ke dokter

•  Berkonsultasi dengan dokter terkait rencana kehamilan untuk mencegah atau menilai risiko penularan ke janin

•  Memberitahu status HIV pada pasangan untuk melindunginya

•  Mempraktikkan hubungan seksual yang aman untuk mencegah transmisi pada pasangan atau penularan PMS lainnya

•  Menjaga kesehatan mental dengan mencari support group atau pertolongan profesional jika perlu

BAGAIMANA ISLAM MEMANDANG HIV-AIDS?

Sebagai agama yang penuh rahmat bagi seluruh penghuni dunia, Islam mengajarkan manusia untuk memberikan bantuan pada orang yang sakit (baik secara moril maupun materiel).

Namun, dalam berlaku baik terhadap yang sakit, Islam mengajarkan kita untuk tetap bijak dan waspada agar terhindar dari penularan yang justru dapat membahayakan diri kita. Hal ini sesuai dengan hadis berikut:

“Sesungguhnya Allah ﷻ berfirman pada hari kiamat, ‘Hai anak Adam, Aku sakit, tetapi kamu tidak menjenguk-Ku.’ Dia berkata, ‘Wahai Rabbku, bagaimana aku menjenguk-Mu, padahal Engkau adalah Rabb semesta alam?’ Dia berfirman, ‘Tahukah kamu bahwa hamba-Ku si fulan, sakit, tapi kamu tidak mau menjenguknya. Tahukah kamu, jika kamu menjenguknya, kamu akan mendapati Aku berada di sisinya.'” (HR Muslim).

Tidak terkecuali dalam menyikapi HIV-AIDS, Islam mengajarkan umatnya untuk memperlakukan penderita dengan baik dan tidak mengucilkannya. Sebab, meskipun penyakit ini banyak berasal dari perbuatan tercela, tidak sedikit pula orang berakhlakul karimah yang terkena musibah HIV-AIDS akibat perbuatan dosa orang lain.

REFERENSI

 •  Center for Disease Control and Prevention. HIV Basics. [Online] Available at: https://www.cdc.gov/hiv/basics/whatishiv.html [Accessed on 10 September 2022].

•  Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Ibu dan Anak. 2015. Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 

•  Justiz Vaillant AA, Gulick PG. (2022). HIV Disease Current Practice. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. [Online] Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534860/ [Accessed on 10 September 2022].

•  Kementerian Kesehatan. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan HIV dan AIDS.

•  Majelis Ulama Indonesia. 2017. Tuntunan Syariah Islam dalam Bersikap, Bergaul, dan Merawat Penderita HIV/AIDS. [Online] Available at: https://mui.or.id/produk/fatwa/947/tuntunan-syariah-islam-dalam-bersikap-bergaul-dan-merawat-penderita-hivaids/ [Accessed on 10 September 2022].

•  Shaw GM, Hunter E. 2012. HIV transmission. Cold Spring Harb Perspect Med. [Online] Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3543106/ [Accessed on 10 September 2022].

•  World Health Organization. (2016). Consolidated guidelines on the use of antiretroviral drugs for treating and preventing HIV infection: recommendations for a public health approach.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts