Menurut ustadz Harry Santosa, fitrah seksualitas adalah bagaimana seseorang berpikir, merasa, dan bersikap sesuai dengan fitrahnya sebagai laki-laki sejati atau perempuan sejati.
Adapun Ibu Elly Risman menjelaskan fitrah seksualitas sebagai totalitas kepribadian seseorang yang mencakup cara berpikir, merasa, berkreasi, berbudaya, beragama, serta berinteraksi sosial.
Pada zaman sekarang, maraknya LGBTQ+, pergaulan bebas, pelecehan seksual, dan pornografi menjadi tantangan besar bagi orang tua untuk menjaga fitrah seksualitas anak.
1. Sang ego dan individualis
Ayah berperan sebagai pendidik kemandirian, keberanian, kekuatan, kepercayaan diri, dan prinsip serta keyakinan anak.
2. Pembangunan sistem berpikir
Ayah dengan rasionalitasnya membangun struktur berpikir dan inovasi dalam keluarga.
3. Raja “tega”
“Tega” di sini berarti bersikap tegas untuk membatasi keinginan anak. Teganya seorang ayah adalah bukti cinta terhadap anaknya. Teganya seorang ayah akan membuat anak belajar mengerti arti kehidupan.
4. Penanggungjawab pendidikan
Peran ayah dalam mendidik adalah dominan. Ayah bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya.
5. Pembangunan visi dan misi
Ayah adalah seorang pemimpin. Kelebihan pemimpin adalah memiliki visi dan misi yang jelas. Ayah harus memiliki visi dan misi pendidikan anak yang dapat dibahas bersama istri.
6. Supplier maskulinitas
Anak laki-laki pada usia 7-10 tahun memerlukan lebih banyak kedekatan dengan ayahnya untuk menjaga fitrah seksualitas anak.
Anak perempuan harus lebih dekat dengan ayahnya pada usia 10-14 tahun untuk menumbuhkan kemampuan asertif, daya analisa, kesadaran menjaga diri, dan teguh pada prinsip.
7. Konsultan pendidikan
Ayah melakukan komunikasi bersama istri untuk membahas mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu, ayah juga hendaknya selalu update informasi mengenai dunia pendidikan.
KAIDAH YANG HARUS AYAH PAHAMI DALAM MENDIDIK FITRAH SEKSUALITAS ANAK
1. Mendidik adalah proses bertahap, bukan instan.
2. Mengajarkan dengan bahasa yang baik dan ilmiah.
3. Menyampaikan dengan sikap pro-aktif, bukan reaktif.
4. Menyampaikan dengan jelas, tenang, benar, dan sesuai tahapan usia anak.
5. Mengajarkan dengan ilmu, bukan mengada-ada.
YANG HARUS DILAKUKAN AYAH UNTUK MEMAKSIMALKAN PERAN SEBAGAI PEMIMPIN KELUARGA DALAM MENDIDIK ANAK SESUAI DENGAN FITRAH SEKSUALITASNYA
1. Kuatkan pondasi keimanan anak sejak dini.
2. Didik anak dengan aspek aqidah, akhlak, sosial, dan jasmani.
3. Ajarkan anak untuk membaca dan mempelajari Al-Qur’an.
4. Menjadi figur ayah yang merupakan sosok laki-laki sejati dan panutan untuk anak.
5. Didik anak sesuai gendernya. Misal bagi anak laki-laki, latih ia sikap kepemimpinan, keterampilan fisik, dan menjadi sosok yang bijaksana. Untuk anak perempuan, latih ia untuk menutup aurat dan senang mengerjakan pekerjaan rumah bersama ibu.
Bagi anak perempuan, ayah adalah cinta pertamanya. Jika anak perempuan tidak mendapatkan cukup cinta dari ayahnya, maka ia akan mencari cinta dari laki-laki lain di luar rumah.
Bagi anak laki-laki, ayah adalah idola pertamanya. Ketika ayah tidak menjadi idola pertama anak laki-lakinya, maka ia akan mengidolakan sosok lain di luar rumah.
Peran ayah berpengaruh terhadap fitrah seksualitas anak. Maka dari itu, ayah harus “hadir” dalam proses mendidik anak.
Hadir itu bukan hanya sekadar ada. Hadir itu memperhatikan, mendengarkan, sepenuh jiwa, setulus hati, terus belajar dan bergerak untuk mendidik anak.
REFERENSI
- Harry Santosa. (2017). Fitrah Based Education. Bekasi: Yayasan Cahaya Mutiara Timur.
- Nisa Mardliyah. (2021). Peran Ayah Dalam Pendidikan Seksual. [Online]. Available at: https://nisamardliyah.wordpress.com/2021/03/03/peran-ayah-dalam-pendidikan-seksual-zona-7-hari-ke-1/
- Ummu Chelia. (2018). Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak. [Online]. Available at: https://ummuchelia.wordpress.com/2018/01/29/jurnal-level-11-membangkitkan-fitrah-seksualitas-anak/