Mencolek Anak Kecil Tanpa Izin Termasuk Pelecehan?

Beberapa waktu lalu, media sosial dihebohkan oleh dugaan kasus pelecehan seksual yang dilakukan seorang pria terhadap anak laki-laki di kawasan Mal Bintaro Xchange.

Pelaku dilaporkan ‘mencolek’ perut bagian bawah korban tanpa seizin korban dan orang tuanya. Dan pasalnya, kejadian ini tidak hanya menimpa seorang anak tersebut, tetapi juga anak lain yang berada di lokasi kejadian dalam rentang waktu yang berdekatan.

PELECEHAN SEKSUAL DAPAT BERUPA SENTUHAN

Salah satu bentuk tindak kekerasan terhadap anak atau child abuse adalah pelecehan seksual.

Pelecehan seksual terhadap anak adalah semua bentuk perlakuan seksual, baik melalui:

– sentuhan

– kata-kata

– gambar visual

– exhibitionism

dengan tujuan untuk eksploitasi seks, di mana seseorang memuaskan nafsu seksnya kepada anak (incest, perkosaan, eksploitasi seksual).

CUMA NYOLEK KOK DISEBUT PELECEHAN SEKSUAL?

Menyentuh bagian tubuh privat anak termasuk dalam kontak seksual.

Jika sentuhan seperti ‘mencolek perut bagian bawah’ dilakukan oleh orang asing, tanpa seizin korban dan orang tuanya, tentu hal tersebut merupakan bentuk pelecehan seksual terhadap anak.

CONSENT

Dalam kasus yang kita bahas, menyentuh bagian privat juga berkaitan dengan consent atau bentuk persetujuan.

Consent adalah ketika seseorang setuju atau memberikan izin kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Consent adalah tentang komunikasi dan respek. 

Jika kita ingin menyentuh anak kecil, entah memegang, mencium, bahkan menggendongnya, kita harus memastikan bahwa orang tuanya menyetujui tindakan kita, sehingga anak tersebut dapat terhindar dari tindak pelecehan, sesederhana apapun tindakannya.

LALU, BAGAIMANA CARA MELINDUNGI ANAK DARI PREDATOR SEKSUAL?

1. BERI RED FLAG PADA TINDAKAN ORANG YANG MENCURIGAKAN

Contoh red flag pada pelaku pelecehan seksual terhadap anak:

– Kakek mulai suka memeluk anak secara berlebihan.

– Guru memberikan les tambahan khusus untuk anak sendiri tanpa ada alasan yang jelas.

– Saudara sepupu selalu ingin bertemu dengan anak dari sekolah tanpa ditemani orang lain.

2. NGOBROL BARENG ANAK

DO’S:

– Ajak anak berkomunikasi sesering mungkin

– Tanyakan perasaan dan kondisi mereka

– Ajarkan tentang sentuhan baik dan buruk

– Hindari rahasia antara orang tua dan anak

– Katakan bahwa kita mempercayai mereka apa pun yang terjadi

DON’TS:

– Meremehkan perasaan anak

– Malu membicarakan hal berbau seksual pada anak

– Jarang membicarakan dan menanyakan perasaan anak

– Membiarkan anak memiliki sifat tertutup

3. PELAJARI FAKTA DAN BAGIKAN INFORMASI PADA ORANG SEKITAR

Membangun kesadaran tentang bahaya pelecehan seksual terhadap anak harus dilakukan bersama-sama. Orang tua harus berusaha up to date terhadap banyak kasus pelecehan yang terjadi, sehingga dapat melakukan upaya preventif agar tidak terjadi hal serupa.

Berbagi informasi tentang kasus pelecehan seksual juga dapat dilakukan dengan saudara, teman, rekan kerja, bahkan tetangga agar kita dapat bersama-sama menjaga keamanan anak dari berbagai bentuk pelecehan yang mungkin terjadi.

REFERENSI

  • Alamsyah. 2021. Stop Segala Bentuk Kekerasan Terhadap (Gambaran dan Jenis Kekerasan Pada Anak). [Online] Available at: https://puspensos.kemensos.go.id/stop-segala-bentuk-kekerasan-terhadap-gambaran-dan-jenis-kekerasan-pada-anak [Accessed on 2 July 2022].
  • Committee for Children. 2014. What If It’s Someone You Know?. [Online, on Youtube] Available at: https://www.youtube.com/watch?v=sy9Cm-ypRgg [Accessed on 2 July 2022].
  • Committee for Children. 2014. How to Talk with Kids About Sexual Abuse (Full Version). [Online, on Youtube] Available at: https://www.youtube.com/watch?v=0I2gVdBmA-s&list=PLNJiZRTK9Gf9o7kVx_gen3tzemz_osrSg&index=5 [Accessed on 2 July 2022].
  • Indiana University. -. Stop Sexual Violence: What is Consent?. [Online] Available at: https://stopsexualviolence.iu.edu/policies-terms/consent.html [Accessed on 2 July 2022].

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts