Gentle Parenting

Untuk merayakan Hari Anak Nasional kemarin, Mintau mau sedikit mengulas catatan dari Know-How Class #17 bersama kak @.igdailyjour akhir pekan lalu tentang Gentle Parenting. 

Gentle parenting merupakan gaya pengasuhan di mana orang tua tidak memaksa anak untuk berperilaku melalui hukuman atau kontrol, melainkan menggunakan koneksi, komunikasi, dan metode demokratis lainnya untuk mengambil keputusan bersama sebagai sebuah keluarga. -Danielle Sullivan 

Gentle parenting mengandalkan empati, rasa hormat, serta pengertian terhadap anak dengan tetap menerapkan batasan-batasan. 

Dalam hal ini, gentle yang berarti lemah lembut bukan hanya ditujukan untuk perbuatan kita pada anak, tapi juga untuk diri sendiri dan lingkungan sekitar. Sebab, parenting is not (only) about our kids, it’s about us! 

Kalau kita menilik pola pengasuhan dalam Islam, cara mendidik anak tentu harus disesuaikan dengan usia dan kematangan berpikir mereka. Namun, pendidikan yang pertama diberikan harus dengan kasih sayang dan nasihat. Hal ini tampak dalam Al-Quran surah Luqman ayat 11, 17, dan 18. Pada ayat 11, dijelaskan bagaimana Luqman berlaku lemah lembut dalam menasihat anaknya. Begitu pula dengan ayat 17 dan 18, Luqman mendidik anaknya dengan penuh bijaksana, tanpa kekerasan, dan tanpa kesan horor yang menakutkan. 

Lalu, pendidikan berikutnya dapat dilakukan sesuai tahap perkembangan anak, seperti sikap apatis bagi anak yang berada di fase awal sekolah, hingga pendidikan dengan tindakan yang lebih tegas untuk anak yang memasuki usia balig.

Sebagai orang tua, kita berhak memilah dan memilih gaya pengasuhan yang paling baik dan cocok menurut kita. Namun, perlu diingat bahwa pola asuh akan menjadi pola hidup. Karenanya, pilihlah gaya pengasuhan itu secara bijaksana. Jangan sampai cara kita membesarkan anak justru membuat mereka tidak merasa disayangi di sepanjang hidupnya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts