LSL dan HIV/AIDS

SALAH, homoseksual pada awalnya dibagi menjadi dua kategori, yaitu gay dan waria. Namun, muncul pola perilaku baru yang tidak tercakup dalam dua kelompok tersebut, yaitu laki-laki yang sebenarnya heteroseksual tetapi melakukan hubungan seks dengan sesama laki-laki. Jadi, lelaki seks dengan lelaki (LSL) tidak hanya dapat dilakukan oleh lelaki homoseksual, tetapi dapat juga dilakukan oleh lelaki heteroseksual.

BENAR, kecenderungan untuk bergonta-ganti pasangan dan melakukan hubungan seksual melalui anal (anal intercourse) yang banyak dilakukan oleh LSL merupakan teknik hubungan seks yang paling berisiko menularkan HIV/AIDS.

BENAR, pria dengan peran reseptif memiliki risiko lebih besar terinfeksi HIV dibandingkan pria dengan peran insertif. Hal ini dikarenakan anus tidak didesain untuk berhubungan seksual, sehingga akan mengalami perlukaan saat melakukan anal seks dan memudahkan masuknya HIV ke dalam tubuh.

SALAH, kelompok homoseksual berisiko 1,7 kali lebih besar untuk terkena penyakit HIV/AIDS dibandingkan kelompok heteroseksual. Selain itu, kelompok homoseksual yang berperilaku seksual dengan seks anal, memiliki partner seks lebih dari 1 orang, dan tidak memakai kondom memiliki risiko 1 kali lebih besar terkena HIV/AIDS.

BENAR, HIV/AIDS bukan satu-satunya faktor risiko penyakit yang dapat menginfeksi kelompok LSL. Bentuk infeksi menular seksual (IMS) yang dapat menyerang kelompok LSL akibat perilaku seks tidak aman yang dilakukan antara lain: gonore, klamidia, dan sifilis.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts