Penerapan sistem cek haid di sekolah lumrahnya dilakukan untuk melacak jadwal menstruasi siswa putri karena berkaitan dengan kegiatan solat berjamaah yang biasa dilakukan bersama.
Cek haid biasanya dilakukan untuk memastikan apakah anak berkata jujur atau ingin bolos salat di sekolah. Hal ini sah saja bila dilakukan tanpa mengancam atau melanggar privasi anak.
Â
Cara yang melanggar privasi:
1. Mengecek celana dalam untuk memastikan ada/tidaknya darah menstruasi
2. Memegang area celana anak perempuan untuk mengecek ada/tidaknya pembalut
3. Memakai kapas yang diusap ke lubang vagina untuk memastikan adanya darah haid
Â
Cara yang tidak melanggar privasi:
Menggunakan daftar presensi salat harian untuk mengecek siklus menstruasi. Bila ada yang janggal, dapat dikomunikasikan ke orang tua. Â
Â
MENGAPA MASIH TERJADI?
• Adanya unsur kekuasaan pengawas membuat anak tidak berani melawan.
• Belum banyak anak yang paham bahwa hal tersebut tidak benar walaupun mereka merasa terancam.Â
• Pengawas mementingkan salat, tetapi melupakan privasi anak yang sama pentingnya.
• Pengawas cenderung meremehkan atau tidak mempercayai pernyataan anak dalam menyampaikan kondisinya.
• Pengawas lebih mempercayai tes secara langsung tanpa mempertimbangkan keputusan anak, berkenan atau tidak.
Â
Selain menggunakan sistem presensi, terdapat sekolah yang melaksanakan pengecekan haid dengan cara-cara yang membuat kita bertanya,
Â
“Apakah ini wajar untuk dilakukan?”
“Apakah tindakan ini tidak melanggar privasi siswa?”
“Apakah sistem presensi saja tidak cukup?”
Â
Sebenarnya, apa tujuan sistem pengecekan haid itu dilakukan? Apakah sebuah upaya melindungi atau justru bentuk pelanggaran privasi?
Â
Yuk, simak cerita berikut biar #jaditau tentang sistem cek haid di sekolah!
Â
AYO, STOP CEK HAID YANG MELANGGAR PRIVASI ANAK!
Â