Content Writer: Siti Sarah Ayunda | Editor: Dinda Tiara Sukma
Cover Designer: Wahyu Arif Dharmawan | Visual Content Designer: Syarifah kahdijah
MENJARAKKAN KEHAMILAN DI ATAS 5 TAHUN TERNYATA BERISIKO?!
Apakah Knowledge Seekers pernah mendengar anjuran untuk tidak hamil dengan jarak (kelahiran) terlalu dekat?
Jarak kehamilan yang terlalu dekat, yaitu yang kurang dari 18 bulan sejak kelahiran sebelumnya, memang nyatanya tidak optimal bagi perkembangan janin serta mengancam kesehatan ibu yang belum sempat “menimbun” gizi untuk persiapan kehamilan berikutnya. Namun, ternyata menjarakkan terlalu jauh pun, yakni di atas 5 tahun, memiliki risiko kesehatan yang serupa, loh!
Dalam sebuah systematic review dan meta-analysis, dengan total 129 penelitian yang disertakan, ditemukan bahwa kehamilan yang berjarak di atas 5 tahun dari kelahiran sebelumnya meningkatkan risiko:
👶PADA BAYI
– Kelahiran prematur
– Janin berbobot kecil dibanding usia kehamilannya
– Berat bayi lahir rendah
– Kematian janin (dalam rahim)
– Kelainan bawaan (kongenital)
– Kematian neonatus
– Pecah ketuban dini
🤰 PADA IBU
– Preeklampsia
– Diabetes gestasional
Saat ini WHO masih menganjurkan agar jarak dari kelahiran hidup ke kehamilan berikutnya paling tidak adalah 2-3 tahun dan tidak lebih dari 5 tahun. Sementara itu, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menegaskan dalam konsensusnya bahwa jarak 6 bulan dari kelahiran hidup ke kehamilan berikutnya harus betul-betul dihindari, serta kehamilan dengan jarak kurang dari 18 bulan dan di atas 5-10 tahun meningkatkan risiko terjadinya berbagai komplikasi.
Catatan: Baca juga pembahasan jarak kelahiran berdasarkan perspektif psikologi di halaman lainnya, ya!