DEFINISI INFERTILITAS
Kemandulan, atau yang dalam medis disebut sebagai infertilitas, diartikan sebagai kondisi ketika istri tidak kunjung hamil setelah 1 tahun berhubungan rutin dengan suaminya, tanpa adanya penggunaan alat kontrasepsi.
LAKI-LAKI BISA “MANDUL”?!
Kehamilan memang identik dengan perempuan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa adanya kehamilan adalah tanda keberhasilan bergabungnya sel telur dan sperma. Oleh karenanya, ketika berbicara mengenai infertilitas, baik laki-laki maupun perempuan harus menjalani pemeriksaan.
Faktanya faktor kesuburan pria menyumbang 30% dari penyebab infertilitas. Persentase ini sama besarnya dengan faktor kesuburan perempuan.
ANALISIS SPERMA SEBAGAI PEMERIKSAAN PERTAMA
Untuk menganalisis kesuburan pria, pemeriksaan yang paling dasar adalah analisis sperma. Hal ini karena kelainan sperma merupakan penyebab infertilitas yang paling sering ditemukan. Parameter penilaian analisis sperma antara lain:
- jumlah air mani (ejakulat),
- jumlah sperma,
- bentuk sperma, serta
- gerakan sperma.
JUMLAH AIR MANI DAN JUMLAH SPERMA
Penghitungan jumlah air mani dan jumlah sperma yang terkandung di dalamnya mencerminkan dua hal, yaitu kemampuan testis memproduksi sperma dan patensi saluran yang harus dilalui sperma, mulai dari testis sampai keluar melalui uretra. Jumlah air mani yang dianggap normal paling tidak adalah 1,4 ml dengan sperma berjumlah di atas 39 juta per ejakulat.
BENTUK SPERMA
Sperma terdiri dari 3 bagian: kepala, leher, dan ekor. Ada standar normal untuk setiap bagian.
- Salah satu standar kepala sperma yang normal adalah jika bentuknya oval.
- Panjang leher sperma yang normal seukuran dengan panjang kepala spermanya.
- Sementara itu, ekor sperma dikatakan normal jika panjangnya sekitar 45 mikrometer dan tidak bengkok sehingga bisa “berenang” dengan mudah.
Pada air mani, pasti akan ditemukan sperma dengan bentuk yang tidak normal. Namun demikian, untuk menunjang keberhasilan kehamilan, paling tidak dibutuhkan 4% sperma yang dengan bentuk yang normal dari total sperma dalam ejakulat.
GERAKAN SPERMA
Gerakan atau motilitas sperma sangat berkaitan dengan keberhasilan kehamilan. Dengan gerakan yang baik, sperma akan mudah menyusuri kanal organ reproduksi perempuan untuk menemukan sel telur.
Gerakan sperma yang baik adalah gerakan dengan arah lurus (linear) atau melingkar (sirkular) dengan jarak perpindahan yang bermakna dalam waktu singkat, tidak hanya bergerak di tempat.
BAGAIMANA PROSEDUR PEMERIKSAANNYA?
Persiapan
- Pasien diminta untuk tidak berhubungan seksual (ejakulasi) paling tidak selama 2 hari
- Hindari mengonsumsi alkohol, kafein, dan tembakau selama 2-5 hari sebelum menjalani pemeriksaan
- Hindari penggunaan obat yang mempunyai efek samping pada produksi sperma
Pengambilan sampel
- Di sebuah ruangan yang dekat dengan laboratorium, pasien akan diminta untuk masturbasi
- Hubungan seksual bersama pasangan untuk memicu ejakulasi tidak disarankan karena khawatir ada kontaminasi dari cairan vagina
- Ejakulat lalu ditampung dalam sebuah wadah yang disediakan oleh fasilitas kesehatan – Sampel langsung dibawa ke laboratorium
Analisis
- Sampel diperiksa di bawah mikroskop maksimal dalam waktu 60 menit setelah diterima laboratorium
LOH, HARUS MASTURBASI?! EMANG BOLEH?
Tidak ada dalil yang secara eksplisit membahas tentang hukum masturbasi untuk pemeriksaan kesehatan. Untuk itu, para ulama membahas hukum ini dengan memperhatikan dalil-dalil umum serta kaidah fikih.
Ada dua fatwa yang membahas ini:
1.Lembaga Fatwa Arab Saudi (Lajmah Daimah) no. 15157
Fatwa ini memperbolehkan masturbasi untuk pemeriksaan kesehatan karena menimbang bahwa maslahat yang diharapkan jauh lebih besar, yakni diketahuinya penyebab kemandulan serta mendeteksi penyakit lainnya.
2.Fatwa Syaikh Abdullah bin Humaid
Fatwa ini terkandung dalam buku berjudul “Tanya Jawab Bermanfaat bagi Tenaga Kesehatan” yang berjudul asli “Al-Ajwibatun Nafi’ah Lil ‘Amiliin fil Majaalit Thibbi” karya Ibrahim Ismail Ghanim. Dalam fatwa ini, masturbasi untuk pemeriksaan kesehatan diperbolehkan karena termasuk dalam masturbasi dengan udzur yang jelas, yaitu untuk mengetahui penyakit yang menyebabkan seseorang tidak bisa memiliki anak.
REFERENSI
- Bocah Indonesia. (2022). Kenapa Harus Melakukan Cek Sperma? (Online). Available at: https://bocahindonesia.com/kapan-cek-sperma/ [Accessed on Sep 20, 2023].
- Boitrelle F, Shah R, Saleh R, Henkel R, Kandil H, Chung E, Vogiatzi P, Zini A, Arafa M, Agarwal A. (2021). The Sixth Edition of the WHO Manual for Human Semen Analysis: A Critical Review and SWOT Analysis. Life (Basel). 11(12):1368. doi: 10.3390/life11121368. PMID: 34947899; PMCID: PMC8706130.
- Nall R. (2019). Normal sperm count: A guide to semen analysis. (Online). Medical News Today. Available at: https://www.medicalnewstoday.com/articles/324821#normal-sperm-counts [Accessed on Sep 20, 2023].
- The American College of Obstetricians and Gynecologists. (2020). Evaluating Infertility (Online). Available at: https://www.acog.org/womens-health/faqs/evaluating-infertility [Accessed on Sep 20, 2023].
- World Health Organization. (2021). WHO laboratory manual for the examination and processing of human semen. 6th Ed. Geneva: World Health Organization.