Beberapa pekan terakhir, kasus “paksaan berjilbab” sedang ramai dibicarakan. Alih-alih ingin menebar kebaikan, hal tersebut justru berujung pada pelanggaran etika dalam berdakwah.
1. Korban Zavilda TV Bermunculan, Akui Ditolak Saat Minta Takedown Video Gegara Viewers Sudah Banyak
2. Soroti Konten Zavilda TV yang Diduga Paksa Pengunjung Malioboro Pakai Hijab
3. Viral Zavilda TV Dicap Memalukan Perkara Konten-konten Ini
4. Kontennya Dianggap Memaksa Perempuan Lain Berhijab Jadi Kontroversi, Kanal YouTube Zavilda TV Beri Klarifikasi
PENGERTIAN PEMAKSAAN
Pemaksaan adalah tindakan menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu, yang biasanya dibarengi dengan ancaman, intimidasi, atau bentuk lain dari tekanan atau kekuatan, sehingga orang tersebut melakukan hal yang berlawanan dengan kehendaknya sendiri.
Pemaksaan atau ikrah (الإكراه) menurut fiqh Islam adalah mengharuskan (memaksa) orang lain untuk melakukan apa yang mereka tidak inginkan.
LARANGAN MEMAKSA DALAM BERAGAMA
Islam secara tegas melarang adanya unsur paksaan dalam beragama, sebagaimana Allah ta’ala berfirman:
لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ
Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam).
(QS. Al-Baqarah: 256)
Ibnu Katsir berkata, “Makna dari ayat tersebut adalah jangan kalian paksa siapa pun untuk masuk agama Islam, karena kebenaran Islam sudah sangat jelas.”
(Tafsir Ibnu Katsir, 1/682).
DISKRIMINASI DAN INTIMIDASI
Meskipun menutup aurat adalah suatu kewajiban, tetapi dalam penerapannya, ajakan menutup aurat tidak boleh dilakukan dengan cara memaksa, mengintimidasi, dan/atau melakukan kekerasan.
Terlebih jika hal tersebut dilakukan di ruang publik dan dikomersilkan dalam bentuk konten. Hal tersebut merupakan bentuk diskriminasi, intimidasi, dan suatu perbuatan yang menyalahi aturan syariat.
DAMPAK TINDAKAN PEMAKSAAN
Pemaksaan, intimidasi, dan indoktrinasi* yang dikaitkan dengan agama/keyakinan dapat memengaruhi kondisi mental seseorang. Hal ini disebabkan korban akan cenderung fokus pada ketakutan dan rasa bersalahnya kepada Tuhan, bukan kasih sayang dan ampunan yang akan Tuhan berikan.
Lebih jauh, trauma mendalam akibat tindakan ‘tidak ramah’ orang lain tersebut dapat menyebabkan Religious Trauma Syndrome (RTS). Hal ini terjadi ketika seorang individu berusaha meninggalkan agama/keyakinannya akibat indoktrinasi yang mereka terima. Biasanya, RTS melibatkan trauma melepaskan diri dari lingkungan yang mengendalikan, gaya hidup, atau tokoh agama.
*Indoktrinasi: pemberian ajaran secara mendalam (tanpa kritik) atau penggemblengan mengenai suatu paham atau doktrin tertentu dengan melihat suatu kebenaran dari arah tertentu saja
DAMPAK TINDAKAN PEMAKSAAN
Hasil penelitian Leo, et al. (2019) juga menunjukkan bahwa sebagian kecil orang mengubah keyakinan agama mereka — baik meningkatkan atau menurunkan keyakinannya — setelah trauma yang dialami, meskipun sebagian besar populasi tidak melakukan hal tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa bentuk tekanan, paksaan, dan intimidasi yang dialami oleh seorang muslimah berkaitan dengan jilbab yang harus mereka pakai berpotensi memengaruhi kondisi mental mereka. Pemaksaan yang bertubi-tubi berisiko melahirkan depresi dan kebencian terhadap diri sendiri, hingga membuat mereka enggan untuk menggunakan jilbab.
PEMAKSAAN ADALAH TINDAKAN ZALIM
Menasihati saudara muslim yang lain ketika melakukan kesalahan merupakan salah satu kewajiban dari seorang muslim. Namun, memaksa mereka untuk menerima nasihat kita bukanlah suatu kewajiban.
Ibnu Hazm Azh Zhahiri mengatakan: “Janganlah kamu memberi nasihat dengan mensyaratkan nasihatmu harus diterima. Jika kamu melanggar batas ini, maka kamu adalah seorang yang zalim.”
[Al Akhlaq was Siyar fi Mudawatin Nufus, 54]
DO’S & DON’TS DALAM MENASIHATI ORANG LAIN
DO’S
• Menasihati secara rahasia
• Mencari waktu yang tepat
• Menggunakan kata-kata yang baik
• Nasihat harus didasari dengan keikhlasan
DON’TS
• Niat mempermalukan
• Menasihati di depan umum
• Memaksa dan mengintimidasi
• Menggunakan kata-kata yang merendahkan
REFERENSI
• Al ‘Asqalani, Ahmad bin Ali. (2015). Fath Al Bari. Al Maktabah As Salafiyyah: Kairo.
• Al Munajjid, Muhammad bin Shaloh. (2013). Reconciling between the verses “There is no compulsion in religion” [Al-Baqarah 2:256] and “And we shall drive them out from there in disgrace, and they will be abased” [An-Naml 27:37]. [Online] Available at: https://islamqa.info/en/178756 [Accessed on 8 September 2022].
• Ibnu Muflih, Abdullah bin Muhammad. (1999). Al Adab Asy Syar’iyyah. Al Resalah Foundation: Beirut.
• Folia, Rosa. (2021). Pengakuan Perempuan yang Mengidap Gangguan Psikologis Akibat Dipaksa Berhijab. [Online] Available at: https://www.vice.com/id/article/5dpv38/pemaksaan-berjilbab-bisa-memicu-gangguan-psikologis-body-dysmorphic-disorder-benci-tubuh-sendiri [Accessed on 15 September 2022].
• Leo, Darius & Izadikhah, Zahra & Fein, Erich & Forooshani, Sayedhabibollah. (2019). The Effect of Trauma on Religious Beliefs: A Structured Literature Review and Meta-Analysis. Trauma, Violence, & Abuse. 22. 152483801983407. 10.1177/1524838019834076.
• Purnama, Yulian. (2021). Adab-Adab dalam Memberikan Nasehat. [Online] Available at: https://muslim.or.id/52031-adab-adab-dalam-memberikan-nasehat.html [Accessed on 8 September 2022].
• Turner, B. (2021). What is Religious Trauma Syndrome?. [Online] Available at: https://northbrisbanepsychologists.com.au/what-is-religious-trauma-syndrome/ [Accessed on 18 September 2022].
